4 Tak Ikuti Tren di Dunia Indonesia Bisa Kesulitan
Kota Kuala Lumpur - Mobil bertenaga hybrid di Indonesia memang tak sepopuler seperti di negara tetangga Malaysia atau Singapura. Jarang sekali kita melihat ada mobil hybrid melintas di jalanan di Indonesia.
Hal ini pun mungkin juga terjadi karena mahalnya pajak yang diberikan kepada mobl ini. Mahalnya pajak ini terjadi karena mobil hybrid dianggap menggunakan 2 mesin sekaligus. Sehingga secara tidak lansung membuat harganya menjadi semakin mahal dibandingkan mobil bertenaga konvensional lainnya.
Saat ini pun kalau Indonesia ingin mengikuti tren di dunia. Indonesia sendiri harus mau mengalami beberapa kesulitan. Hal ini karena mobil yang sudah sedemikian canggih itu harus diubah lagi speknya hingga sesuai dengan kondisi di dalam negeri.
Padahal sebenarnya jika kita mengikuti apa yang menjadi tren di luar sana. pastinya mobil yang beredar di jalanan Indonesia memiliki kualitas yang sama dengan yang ada diluaran sana, serta tak perlu menunggu lama untuk waktu peluncuran dari negara asal mobil tersebut dibuat. Lamanya waktu peluncuran di Indonesia karena perlu menunggu waktu untuk downgrade mobil tersebut.
Menurut Deputy Director Marketing Communication Mercedes-Benz Indonesia Hari Arfianto saat diwawancarai di Kuala Lumpur.Produksi Mercy standar sudah Euro6, sedangkan di Indonesia masih Euro2, terus sekarang akhirnya baru akan memakai standar Euro4. Jadi artinya jika requirement-nya bagus maka itu juga menguntungkan untuk Indonesia. Karena selisih antara harga mobil yang dilaunching di Stuttgart sama disini pasti dipangkas.
Sebenarnya Indonesia sudah masuk kategori good fuel country kok. Mereka punya tim khusus Stuttgart untuk menilainya. Jadi fuel sudah sesuai sama mobil yang mau dikenalin di satu market itu, jadi nggak perlu downgrade. jadi problem sekarang ini Indonesia terus ketinggalan dari market lain, kita nggak bisa catch up udah dikenalin teknologi baru mobil baru tapi gak bisa masuk ke Indonesia. Indonesia tidak bisa terus seperti ini. Kita harus berubah jika ingin tidak ketinggalan dari negara-negara lain.
Menurut Hari keberadaan mobil hybrid di Indonesia sendiri cukup bagus. Dan cukup berpeluang di Indonesia. Mobil yang memiliki 2 tenaga ini bisa menjadi pilihan baru bagi konsumen selain juga ramah lingkungan.
Hari menambahkan lagi, kalau ngelihat demand ada atau tidaknya. kita gak bicara ayam sama telur mana yang duluan. Karena telah terbukti di Malaysia sama Thailand, mereka tidak tanya demand-nya ada atau tidak. Namun ketika pemerintah memberikan insentif dan kendaraan hybridnya lebih murah dari konvensional langsung teradi shifting yang luar biasa. Hal ini sebenarnya juga bisa diterapkan di Indonesia jika pemerintah menginginkan pasar mobil menjadi lebih berkembang.
0 comments:
Post a Comment