Cara Mengenalkan Gadget Secara Bijak pada Anak
Era komunikasi dan teknologi saat ini tidak dipungkiri telah banyak membatu manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Hubungan antar-manusia seakan tak berjarak. Begitu banyak pekerjaan yang terbantu dan dimudahkan oleh komunikasi dan teknologi yang semakin canggih.
Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang artinya perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur �kebaruan�. Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis.
Gadget bisa berbentuk televisi, handphone, komputer dan ragam bentuk yang sama (tablet,Pad), play station, dan berbagai perangkat elektronik lain yang selalu up to date dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat manusia.
Namun, dalam perkembangannya, keberadaan gadget ini juga membawa dampak yang tak diharapkan bagi kehidupan manusia. Tak sedikit di jumpai dalam kehidupan di dalam rumah tangga, sekeluarga yang tinggal dalam satu rumah, namun sibuk dengan kehidupan bersama gadget masing-masing. Anak asyik menonton televisi atau bermain game sementara orang tua juga tak kalah asyiknya mengotak-atik handphone-nya. Atau, seringkali juga orang tua menyaksikan sebuah keluarga yang mengadakan acara makan bersama di sebuah tempat makan, tampak secara fisik mereka duduk bersebelahan, akan tetapi secara psikis masing-masing mereka berjauhan, karena masing-masingnya asyik berinteraksi dengan handphone-nya masing-masing, Kiranya tak salah bila sebuah temuan yang menyatakan bahwa gadget dapat mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
Berbagai dampak kurang baik juga akan timbul bila menggunakan gadget dengan tidak bijak. Terutama pada anak, penggunaan gadget yang berlebihan akan dapat menyebabkan kecanduan yang dapat menurunkan prestasi belajar dan berdampak pada perilaku sosial.
Dalam paparannya Nurlita Endah Karunia, S.Psi., psikolg dari Fakultas Psikolgi Ubaya menyampaikan bahwa dalam mengenalkan gadget pada anak perlu diperhatikan 3 hal.
1. frekuensi. Perlu dibuat ketentuan yang disepakati bersama tentang frekuensi, atau seberapa sering gadget tersebut di gunakan, apakah seminggu sekali atau dua kali, juga waktu penggunaannya dalam seminggu apakah di hari Sabtu atau Minggu. Bila kesepakatan telah dibuat, maka orang tua diharapkan untuk konsisten menegakkan aturan yang sudah dibuat, sehingga anak dapat belajar tentang disiplin dari penegakan aturan yang dilakukan.
2. durasi. Selain jumlah waktu penggunaan gadget, lamanya waktu penggunaan juga perlu dilakukan kesepakatan tentang lamanya waktu penggunaan gadget. Apakah satu jam untuk tiap kali pemakaian, dan seterusnya. Kesepakatan durasi ini perlu dilakukan agar anak tahu batas waktu. Seringkali anak memanfaatkan akhir pekan dengan bermain game sepanjang hari, bahkan tak jarang sampai lupa mandi. Dengan aturan durasi ini diharapkan anak dapat mengendalikan keinginan untuk terus bermain gadget.
3. isi. Tak kalah penting yang harus diperhatikan orang tua dalam penggunaan gadget adalah content/isi gadget yang dimainkan. Tak sedikit game di gadget yang mengajarkan kekerasan bahkan pembunuhan dengan menampilkan yang tak layak di lihat oleh anak. Dan, ini seringkali memicu perilaku agresivitas pada anak, karena anak cenderung berperilaku meniru.
Dari ke tiga hal tersebut diatas tak kalah pentingnya adalah melakukan tindakan pengamanan saat anak mulai dikenalkan pada gadget, langkah yang harus dilakukan adalah tidak ada ponsel berkamera. Penyalahgunaan ponsel sering terjadi pada anak. Maka jangan pernah memberikan ponsel berkamera kepada anak . Jika anak tertarik pada fotografi, lebih baik bila anak di belikan kamera betulan bukan ponsel berkamera. Non-aktifkan internet di tab. Anak boleh memegang tablet orang tua setelah menonaktifkan internet. Penggunaan internet yang terlalu dini tampak pengawasan bisa berdampak negatif pada perkembangan anak.
Melacak penggunaan internet, orang tua dapat memblokir situs-situs dewasa dengan menggunakan sistem Walling di koneksi Internet . Pastikan juga selalu melacak penggunaan internet anak. Pastikan pendampingan saat anak mulai bisa menggunakan internet. Batasi waktu bermain. Banyak anak mulai kecanduan game online atau video game. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain di depan layar komputer, ponsel, maupun TV. Maka, sebaiknya batasi kebiasaan buruk itu pada anak. Jangan sampai anak kehilangan waktu bersosialisasinya di luar.
Tak kalah pentingnya adalah perilaku orang tua itu senidri dalm menggunakan gadget. Tak jarang orang tua juga terlalu berlebihan dalam memakai gadgetnya sehingga seringkali anak merasa terabaikan dengan adanya gadget. Berikut tips agar hubungan sosial dalam keluarga menjadi sehat tanpa terintervensi adanya gadget.
Hindari tampak terlalu lama atau terlalu sering gunakan gadget di depan Anak. Meski zaman sekarang semua serba canggih, hindari menggunakan gadget di depan anak terlalu lama. Pastikan punya perhatian lebih banyak pada anak sehingga anak tidak belajar perilaku berlama-lama di depan gadget canggih. Hindari juga perilaku makan sambil menggunakan ponsel atau duduk di depan komputer.
Tidak perlu membelikan gadget canggih terlalu dini untuk anak. Sebenarnya tidak ada salahnya, hanya saja anak belum benar-benar membutuhkannya. Hal ini bisa berdampak di masa depan karena ia kehilangan masa kecil yang seharusnya bermain dan belajar, tapi malah tersita oleh sebuah gadget. Selain itu, bijak membelikan gadget juga akan menghindarkan anak dari resiko kriminal seperti perampokan karena anak kecil belum mampu untuk melindungi dirinya sendiri.
Selalu upayakan tatap muka.Batasi mengirim e-mail dan pesan instan kepad keluarga di rumah. Tunjukkan sentuhan pribadi melalui komunikasi tatap muka. Tidak harus menghabiskan banyak waktu,orang tua cukup membuat anak menjadi sesuatu yang berharga.
Jauhkan gadget saat kegiatan bersama keluarga.Selama acara sosial bersama keluarga, mari membiasakan untuk jauhkan segala gadget. Jangan di letakkan di atas meja, karena segala notifikasi dari gadget tersebut bisa mengalihkan perhatian. Menaruh gadget di atas meja bisa mengartikan anak yang ada di depan oarng tua tidak mearik . Jangan buat anak menjadi sakit hati, dan membalasnya dengan asyik bermain gadget-nya sendiri. Gadget bukan prioritas utama. Bangun pagi langsung mencari handphone. Banyak dari orang tua yang mengisi rutinitas pagi dengan cek e-mail, membalas BBM, atau sekadar melihat notifikasi sosial media. Meskipun sulit namun perlu dicoba. Mulailah hari dengan mengaji bersama anak atau meluangkan waktu untuk ngobrol ringan bersama keluarga sebelum berangkat ke kantor.
Tetapkan zona gadget free.Bisa diterapkan ruangan bebas gadget seperti di kamar dan ruang makan angan biarkan laptop, handphone, dan alat-alat teknologi lainnya mengganggu waktu kebersamaan anak dan orang tua. Bagaimana sebuah keluarga bisa saling mendekatkan diri, kalau orang tua dan anak sama-sama masih sibuk dengan gadget masing-masing.
Yang terpenting dari kesemuanya adalah kesadaran bahwa gadget hanyalah alat bantu manusia, maka penggunaan gadget yang bijak, baik untuk anak maupun orang tua akan menghindarkan kita semua dari perilaku negatif dari pengguanaan gadget yang tidak bijak.
Sumber
0 comments:
Post a Comment