Eqbal Asa'd, Dokter Spesialis Termuda di Dunia
Siapa yang tidak ingin menyelesaikan sekolahnya dengan cepat?, Semua orang pasti menginginkan sekolah ataupun pendidikanya cepat selesai. Selain ingin segera mendapatkan gelar tentunya mereka juga pasti ingin mempergunakan ilmu pengetahuan yang telah mereka dapatkan selama bersekolah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak bisa dipungkiri, kerajinan dan kemauan untuk belajar adalah salah satu cara agar sekolah maupun pendidikan kita cepat terselesaikan. Seperti pada artikel saya berikut ini Seorang wanita yang mendapatkan gelar dokter spesialis termuda. Tentunya tidak mudah bagi wanita ini untuk mendapatkan gelar ini, semuanya butuh pengorbanan dan kerja keras. Dengan tauwar dan ribut melulu tentunya tidak akan bisa mendapatkan gelar ini. Ingin tau tentang wanita ini, berikut saya uraikan dalam artikel saya dibawah ini.
Tidak ada yang menduga gelar sebagai dokter spesialis termuda di dunia disematkan oleh Guinness World of Records kepada seorang perempuan asal Palestina bernama Eqbal Asa'd. Apabila pada umumnya gelar dokter muda diraih di usia menjelang 30 tahun, maka Eqbal membuat gebrakan.
Dilansir dari laman World Bulletin pekan lalu, Eqbal lulus sebagai dokter di usia 20 tahun. Dia mengambil spesialisasi dokter anak.
Tidak cukup sampai di situ, pendidikan kedokteran dia tempuh di universitas bergengsi di Qatar, Weill Cornell Medical College (WCMC-Q) melalui program beasiswa.
Dalam sebuah wawancara, Eqbal mengatakan sudah terbiasa menjadi yang termuda di sekolah. Bahkan, dia lulus SMA di usia 12 tahun. Menteri Pendidikan saat itu, Khaled Abany, kemudian menganugerahkannya gelar siswa termuda yang pernah menyelesaikan SMA.
"Saat itu saya mengatakan kepada dia mengenai mimpi saya menjadi dokter. Dia kemudian berjanji untuk mencarikan beasiswa bagi saya. Keesokan harinya, dia menghubungi Sheikha Mozah Ketua Yayasan Qatar untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Masyarakat," ujar Eqbal berkisah.
Dari situlah dia memperoleh beasiswa penuh di WCMC-Q.
Ditanya alasan memilih karier sebagai seorang dokter, Eqbal mengatakan dia terenyuh melihat penderitaan warga Palestina yang hidup di kamp-kamp di Lebanon.
"Keluarga dan saya berkunjung ke kamp tersebut. Kami melihat betapa buruknya kondisi di sana. Saya melihat begitu banyak orang tua yang tahu kondisi anaknya menderita, namun tidak bisa berbuat apa pun, karena tidak memiliki uang," kata Eqbal.
Dari situlah, dia memiliki tanggung jawab untuk belajar ilmu kedokteran dan membantu warga Palestina di sana.
Menjejakkan kaki kali pertama di Qatar, Eqbal mengaku banyak tekanan yang dia rasakan. Sebab, dia tidak ingin mengecewakan pihak yang telah memberinya beasiswa.
"Sehingga, saya ingin membuktikan terhadap diri saya sendiri bahwa saya tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan yang telah mereka berikan," kata dia.
Dia pun lulus dengan gelar terhormat.
Ditanya orang yang paling berperan dalam kesuksesan hidupnya, Eqbal menyebut sosok sang ayah. Kendati anak termuda di keluarga dan perempuan, namun ayahnya selalu mengedepankan pendidikan.
"Dia selalu mengatakan walaupun anak laki-laki pada akhirnya akan bekerja, tetapi senjata anak perempuan di masa depan adalah pendidikan. Kami tumbuh dengan prinsip tersebut," ujar dia.
Paska lulus dari WCMC-Q, Eqbal akan melanjutkan pendidikan sebagai dokter anak di RS Anak di Cleveland, Ohio.
Kemudian, dia berjanji akan segera kembali ke Qatar dan Lebanon untuk bekerja.
"Saya harus kembali ke Qatar karena mereka telah membiayai saya selama enam tahun terakhir. Sementara saya juga ingin kembali ke Lebanon untuk membantu kaum Palestina yang menginspirasi saya menjadi dokter," ujar dia berharap.
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda. Dan yang paling utama, semoga artikel ini menjadi contoh dan inspirasi buat anda agar bisa menyainginya.
0 comments:
Post a Comment