Ritual Mandi Ludah, Ritual Aneh di India
Dijaman modern yang sudah canggih saat ini ternyata dijak mampu juga untuk menghapus adat-adat atau ritual-ritual masyarakat yang di tanamkan oleh nenekn moyang mereka. Banyak ritual-ritual aneh yang sampai sekarang ini masih di pegang teguh oleh para masyarakat di dunia. Bia di tinjau dari segi kedokteran ataupun segi lainnya di dunia ini, ritual-ritual seperti ini memang tidak masuk akal, mereka melakukan sesuatu untuk menyembuhkan ataupun menjauhkan penyakit dari tubuh mereka. Namun kepercayaan masyarakat di dunia memang berbeda-beda. Apapu itu selagi tidak usah kita perduliin, asal tidak menggaggu ataupun merugikan kita. Ngomongin masalah ritual kuno ini, berikut ini saya akan mencoba menguraikan sebuah contoh ritual aneh dan unik yang sampai saat ini masih di pegang teguh oleh sebagian masyarakat india. Ritual apakah itu? simak artikel berikut dibawah ini
Ritual kuno berumur ratusan tahun di India mengajarkan masyarakat Hindu kasta rendah untuk berguling di sisa makanan yang dibuang oleh kasta lebih tinggi. Hal itu dipercayai mereka dilakukan untuk menghilangkan penyakit. Yang unik, meski ritual ini telah ditentang oleh banyak pihak, masyarakat pelaku ritual ini tetap tak mau berhenti melakukan ritualnya.
Ritual ini sendiri disebut Made Snana atau Mandi Ludah, yakni ritual yang umum dilakukan di propinsi Karnataka ketika perayaan rutin yang dilakukan di kuil berumur 4000 tahun Kukke Subramanya. Ritual ini juga dilakukan di kuil Sri Krishna di kota Udupi.
Sebagai bagian dari ritual kuno, para Dalit, sebutan untuk anggota kasta paling rendah, berguling melintasi sisa makanan yang dimakan para brahmana, sebutan untuk orang dengan kasta lebih tinggi. Dengan bergulingnya mereka di sisa makanan tersebut, diyakini, semua kesusahan dan penyakit akan hilang dan disembuhkan.Festival rutin ini diikuti hingga 25.000 orang yang berguling di ‘sisa makanan’ para Brahmana.
Sementara, di sisi lain, ada sebagian Dalit yang tergabung dalam Organisasi Kesejahteraan Dalit, yang menganggap ritual ini tidak manusiawi dan tak dapat diterima. Jika memang dapat menyembuhkan penyakit secara efektif, harusnya pemerintah pusat menutup rumah sakit dan lembaga kesehatan formal lainnya.
Sedangkan pihak yang memprotes lainnya menganggap tradisi ini tak berbeda jauh kejahatannya dengan tradisi sati dimana para janda dibakar saat pemakaman suaminya. Bahkan menteri social dan kesejahteaan, A. Narayanaswamy, yang juga seorang Dalit, mengatakan bahwa tak ada toleransi bagi ritual ini. Ia tak peduli kasta mana yang berguling atau kasta mana yang membuang makanan, ritual ini tetap menjadi sebuah hal yang sangat tidak ilmiah dan menjijikkan.
Penjelasan akan ritual aneh ini pun dijelaskan oleh salah satu pengikutnya, seorang astrolog, Kabyadi Jayarama Acharva. Menurutnya, Snana tak ada hubungannya dengan pembagian kasta. “para Brahmana yang makan dianggap sebagai representasi dewa Subramanya, dan sisa mereka dianggap berkah dewa. Saya sendiri berguling snana saat umur 16 tahun dan penyakit kulit saya sembuh.
Beberapa pihak meyakini bahwa ada efek psikologis yang timbul saat melakukan ritual ini sehingga menyebabkan keyakinan pada diri mereka dan membantu menyembuhkan penyakit atau bahkan menyelesaikan problema yang mereka dapatkan.
Sementara debat mengenai ritual ini terus berjalan, ternyata satu-satunya cara untuk mengehentikan ritual ini adalah dengan merubah keyakinan para pengikutnya yang tentunya membutuhkan waktu lama untuk meyakininya.
sumber : 1000unik
0 comments:
Post a Comment